Assalamu'alaikum.........

selamat datang di blog saya *haris ilmawati*...:) dengan adanya blog ini saya sangat,sangat,sangaatt berharap bisa memberikan manfaat,menambah wawasan,mencurahkan pengetahuan, berbagi pengalaman...dan tentu saja mendapat nilai A+ dari pak dosen*sedikit melirik*..hehehe


Selasa, 27 Desember 2011

Pengasong Dekil

Stasiun Paron-Madiun pukul 18.10 WIB,
Dalam kereta ekonomi sritanjung jurusan banyuwangi-yogyakarta...
udara sedikit mendung tapi peluh tetap saja mengalir deras membasahi keningku. gerah..
Seorang pengasong menawarkan dagangannya
“buku mbak?murah kok, Cuma 5 ribuan” Seorang pemuda seumuranku,dengan sekardus buku yang dia tawarkan kepada para penumpang kereta menghampiriku menawarkan barang dagangannya.
“tidak mas,terima kasih”jawabku singkat Penumpang sudah agak sepi karena mereka sudah banyak yang turun. Maklum,tujuanku adalah Yogyakarta perhentian terakhir kereta Sritanjung jadi semakin mendekati tujuan akhir penumpang akan bertambah sedikit. Di gerbongku saja hanya ada 6 orang tersisa termasuk aku.
“mau kemana mbak?” tanyanya tiba-tiba, sembari duduk di bangku penumpang depanku,kebetulan aku duduk sendirian karena penumpang yang duduk di sebelahku telah turun di stasuin madiun beberapa menit yang lalu.
“mau ke jogja”jawabku cuek
“kuliah atau kerja”ia kembali bertanya
“kuliah”
“owh…dimana?”
“di UIN Jogjakarta” aku merasa mulai terganggu,kenapa sih orang ini nanya-nanya terus,gak tau apa aku lagi gak enak hati gara-gara hape mati perihal baterai yang lupa aku charge semalam,jadilah aku bosan setengah mati menunggu 12 jam perjalanan menuju Jogjakarta tanpa sms atau sekedar update status di facebook via hape hehehe
“hmm,aku pernah mendaki gunung merapi dengan mapalaska, kalau gak salah itu salah satu UKM di UIN kan?” Aku sedikit terkejut mendengar penuturannya,dan sedikit takut juga kalau-kalau ini adalah trik para penipu di dalam kereta seperti yang sering aku dengar,sok kenal dan suka berbasa-basi.
“kok bisa?”tanyaku spontan,
“iya,aku sering naik gunung, kebetulan waktu itu aku bertemu dengan mereka anak-anak mapalaska di puncak merapi”
“owh,ikut perkumpulan para pendaki?”
“ya sekedar menghilangkan penat kalau sedang malas mengasong,hehehe. Oh iya di kampusmu ada system asramanya juga,soalnya kemarin aku sempat main ke salah satu perguruan tinggi islam juga, ternyata disana ada sistem asrama bagi mahasiswa semester awal untuk diajari bahasa arab” Hmm,pengasong peduli pendidikan juga ternyata.. (ya iyalah il,pengasong juga manusia kale)
“tidak ada,tidak semua perguruan tinggi islam menerapkan system asrama,di kampusku bahasa arab diajarkan sebagai mata kuliah”
“owh begitu..”
“kamu gak pengen kuliah?”selorohku tiba-tiba,sedikit menyesal mengatakannya takut kalau-kalau dia tersinggung dengan pertanyaanku
“hahaha…..” Aneh sekali orang ini,tidak tersinggung malah ngakak,
“aku sudah skripsi kok mbak,kebetulan aku juga kuliah di salah satu universitas di kota jombang jurusan informatika” Jedaarr,seperti tak percaya aku mendengar itu. Pengasong dekil berkaos oblong dan celana lusuh dengan sobekan di kedua lututnya itu adalah seorang mahasiswa tingkat akhir. Aku hanya terdiam,masih waspada dan berjanji dalam hatiku untuk tidak akan menatap matanya teringat salah satu tayangan televisi tentang dunia perhipnotisan,demikian juga yang dinasehatkan oleh simbah di rumah,hehehe
“kenapa mbak?gak percaya?” Lalu ia mengeluarkan setumpuk kertas putih yang dijepit dari dalam tasnya,yang tak lain adalah materi skripsi yang sedang ia kerjakan,juga sebuah buku tebal tentang informatika
“lalu bagaimana kamu bisa focus dengan skripsimu,kalau kamu juga mengasong seperti ini?”
“biasanya aku mengerjakan skripsi mulai jam 11 malam sampai subuh,lalu tidur sampai siang hari,bangun tidur mencari warung makan dan pergi ke kampus untuk sekedar bertemu teman atau dosen pembimbing, baru jam 12 siang sampai jam 10 malam aku mengasong di kereta seperti yang mbak lihat sekarang”
“begitu setiap hari?”
“iya,harus bagaimana lagi mbak,orang tua sudah renta tidak mungkin untuk membiayai kuliah, ini satu-satunya jalan agar aku bisa melanjutkan sekolah”
“sudah berapa tahun kamu mengasong,hmm..maaf siapa namamu?”
“oh ya,aku ilham..”
“owh,sudah berapa tahun kamu mengasong ilham?”
“aku mengasong mulai kelas 1 SMP,ya..lumayan mbak dari hasil mengasong aku bisa menyelesaikan sekolahku sampai sekarang kuliah” Aku mulai tertarik dengan kisah pengasong dekil ini,
“begitu ya,apa kamu tidak ingin mencoba usaha lain,kamu kan bisa mengajar les privat computer atau mendirikan rental computer mungkin?”
“maunya sih begitu,tapi belum ada modal mb’,lagipula di desaku mana ada yang mau repot-repot menyuruh anaknya les computer,buat apa? lebih baik membantu orang tua mereka di sawah,ngrumput atau angon kerbau,hahaha….”
“yaa kamu kan bisa memanfaatkan ilmumu tidak harus di desa kelahiranmu itu,barangkali di kota lain masih ada kok yang membutuhkan”
“itulah mbak,sebenarnya aku pingin banget merantau seperti mbak supaya lebih maju lagi,tapi..” “tapi apa?”tanyaku tak sabar
“bagaimana dengan orang tuaku di kampung,untuk makan sehari-hari saja mereka sudah sangat bergantung padaku,bapak sudah tua mbak,sudah sakit-sakitan,tidak kuat lagi untuk pergi ke sawah,sedangkan ibu juga tidak akan tega meninggalkan bapak sendirian di rumah untuk sekedar menjadi buruh tani,bapak sudah sangat bergantung pada beliau” Ku rasakan ada rasa yang membuncah di dalam dadanya,sepertinya ingin cepat-cepat dikeluarkan..
“hmm..”aku hanya bisa ber-hmm ria..
“hahaha….sudah mbak tidak usah dipikirkan ocehanku barusan,beginilah aku sangat senang mencari teman baru ketika ada waktu luang saat mengasong,maaf ya mbak”
“owh,iya gak apa-apa.. hmm,sepertinya aku tertarik dengan buku masakanmu itu”
“ah,mbak ini.. apa karena aku bercerita tentang hidupku,lalu mbak memutuskan untuk membeli daganganku..hahaha..”
“tidak juga,aku rasa setelah sampai di rumah nanti aku ingin memasakkan sesuatu untuk keluarga di rumah,barangkali bukumu itu bisa membantu”aku berkilah
“ini mbak..”dia menyodorkan salah satu buku resep masakan dengan label 5 ribu di atasnya Aku ambil buku itu,dan segera merogoh saku celanaku,tapi hanya 3 ribu yang ada,kemudian aku mengobok-obok tas ranselku untuk mencari 5 ribuan. Sial! dimana dompetku mungkin aku memasukkannya terlalu dalam.
“sudah mbak,tidak usah. anggap saja itu bayaranku pada mbak karena sudah mau ngobrol dan mendengarkan ocehanku yang gak karuan hahaha”
“tapi..”
“sudah gak apa-apa,aku ikhlas kok lagipula di stasiun depan aku harus segera turun..hati-hati ya mbak semoga selamat sampai tujuan” bergegas pengasong itu pergi meninggalkan aku yang memandanginya sampai hilang dibalik pintu kereta. Ku lihat buku resep masakan itu,ah..betapa beruntungnya aku Tuhan.. tapi aku belum pandai mensyukurinya,hanya bisa mengeluh dan mengeluh setiap ujian datang,diam-diam aku iri dengan kerja keras dan kegigihan pengasong dekil bernama ilham itu,sebaris do’a terucap dalam hatiku :
اللَّهُمَّ أَعِنِّى عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
“Yaa Allah..Bantulah hamba untuk (senantiasa ) mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, serta memperbaiki (kualitas) ibadahku kepada-Mu.” Amiin………