Ciptaan Allah di alam
semesta ini tiada yang sia-sia, semuanya diciptakan berdasarkan desain dan
akurasi yang sempurna. Disebutkan dalam surat al-Furqon ayat 2, “Yang memiliki kerajaan langit dan bumi,
tidak mempunyai anak, tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan(-Nya), dan Dia menciptakan segala sesuatu, lalu
menetapkan ukuran-ukurannya dengan tepat.”
Melalui alam semesta manusia
memeroleh isyarat dan petunjuk dari benda-benda angkasa disebabkan adanya
pergerakan dan peredaran dari benda langit ini. Bintang, matahari, rembulan dan
seluruh planet dan satelitnya berputar disekitar alam dengan melalui jalur yang
telah ditentukan Allah.
Panas yang diciptakan Allah pada matahari terukur dengan presisi yang amat
tinggi. Panas ini berubah dari pagi dan siang hari serta bermanifestasi seiring
dengan pergantian musim. Panas matahari juga bervariasi di antara waktu fajar
dan tengah hari tanpa melalui batas ekstrim yang telah ditentukanNya.
Coba sesaat
kita bayangkan, apa yang akan terjadi apabila panas matahari melampaui batas
yang telah ditetapkan. Seluruh isi bumi ini akan hangus terbakar olehnya.
Sebaliknya, apabila panas ini berkurang dari ketentuanNya, pasti akan
membekulah bumi dan semua yang ada di dalamnya. Kalau itu yang terjadi, tentu
kehidupan ini akan berakhir sama sekali!
Diantara keagungan hikmah
yang terkandung adalah diciptakannya galaksi-galaksi yang menjaga kestabilan
alam sampai pada batas waktu yang telah ditetapkan. Kestabilan ini berlangsung
tanpa henti dan tanpa perubahan. Seandainya saja posisi satelit dan bintang-bintang
berubah adakah kekuatan dan kemampuan yang memperbaikinya kecuali Allah SWT?
Perubahan yang
kita bayangkan itu seandainya benar-benar terjadi, maka pastilah akan timbul
dampaknya pada bumi, sebab kestabilan bumi tempat manusia, hewan dan tumbuhan
hidup tak dapat dipisahkan dari kestabilan tata surya alam semesta. Yang pasti dan jelas, semua
persoalan yang terjadi di alam semesta ini berjalan sesuai dengan kehendak dan
iradah serta kekuasaan Allah, Zat Yang Maha Pengatur! AturanNya tidak mengalami
penyusutan dan perubahan serta tidak melanggar ketentuan waktu yang telah
digariskan.
Di dalam
surat al-Anbiyaa’ ayat 33 Allah menegaskan bagaimana Dia telah menciptakan
malam dan siang, matahari dan rembulan, yang masing-masing dari keduanya itu
beredar di dalam garis edarnya. Perhatikan pula bagaimana Allah memperjelas hal
ini di dalam surat Yaa Siin ayat 39:
وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّى عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ
Allah
menetapkan jarak-jarak tertentu bagi peredaran bulan, sehingga pada setiap
jarak tersebut ia mengalami perubahan, baik dalam bentuk, ukuran dan kekuatan
sinarnya. Mula-mula bulan timbul kecil dengan cahaya yang lemah. Kemudian ia
berubah menjadi bulan sabit dengan wajah melengkung dan sinar yang lebih
terang. Akhirnya bentuk rembulan pun menjadi semakin sempurna, bulat purnama
dengan sinar kemilau menerangi alam semesta.
Kemudian,
pada ayat berikutnya Allah menegaskan sunnatullah yang demikian akuratnya
sehingga tidaklah mungkin terjadi geseran atau tabrakan antara matahari dan
rembulan, atau datangnya malam mendahului siang. Semuanya berjalan menurut dan
sejalan dengan apa yang Ia tetapkan. Benda-benda angkasa ini senantiasa
bergerak menurut manzilahnya yang telah diatur Allah dengan ketepatan yang luar
biasa!
Alangkah
tiada berartinya kemampuan manusia jika dibandingkan dengan kemampuan Allah.
Pengaturan lalu lintas di muka bumi diatur dengan segala bentuk peralatan dan
peringkat canggih, rambu-rambu dan polisi terlatih, namun yang terjadi,
kecelakaan lalu lintas tiada hentinya terjadi dengan korban besar baik jiwa
atau pun harta benda.
Segala
sesuatu yang terjadi di muka bumi, di ruang angkasa, di kedalaman tanah dan
samudra akan selalu berada di bawah ilmu dan kekuasaan Allah. Tak satu pun dari
peristiwa alam semesta yang luput dari pengawasanNya. Bukankah Dia tahu setiap
helai daun yang terlepas dan jatuh ke tanah? Maha Sucilah Allah...